Probiotik udang – Salah satu udang yang berasal dari kawasan sub tropis adalah udang vanamei. Udang ini memiliki daya tahan tubuh yang cukup kuat sehingga dapat dikembangkan di daerah yang tropis seperti Indonesia.
Untuk meningkatkan usaha dan hasil dari udang vanamei tentunya didukung dengan inovasi dalam system budidaya yang sehat. Satu-satunya cara tersebut adalah dengan menerapkan system probiotik. Probiotik adalah sekumpulan mikroorganisme/bakteri baik yang dapat memberikan keuntungan sehingga dapat memperbaiki mutu dari lingkungan budidaya.
Penerapan probiotik ini memiliki peranan sangat penting dalam system budidaya vanamei, terlebih lagi dengan kepadatan tinggi dan pemberian pakan yang mencapai diatas 250 kg/hari/hektar. Didalam penggunaannya, system probiotik ini lebih penting menyiapkan kondisi tambak agar bakteri yang digunakan sebagai probiotik bisa bekerja secara optimal.
Probiotik udang – Dengan penerapan system probiotik ini akan memberikan manfaat yang cukup menguntungkan seperti mengurangi akumulasi bahan organik didasar tambak, stabilitas kualitas air, menekan pertumbuhan pathogen, meningkatkan kesehatan udang, melalaui kondisi lingkungan yang terbentuk (kualitas air yang baik dan stabil) sehingga akan menciptakan kondisi mikroekosistem tambak (termasuk sedimen) yang cukup menguntungkan dan dapat menjamin budidaya yang berkelanjutan dari siklus ke siklus.
Untuk mengaplikasikan system probiotik, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengeringkan lahan tambak selama 15 hari. Hal itu bertujuan untuk membunuh bakteri pathogen.
Kemudian, lakukan pengapuran dengan dosis 200 kg/ha yang bertujauan untuk meningkatkan pH tanah. Lalu, lakukan pembalikan tanah jika masa budidaya sudah 1-2 tahun. Pemberantasan hama bisa memakai saponin dengan dosis 20-30 kg/ha. Dan untuk kompetitor dapat memakai racun moluskid dengan dosis 500 gram/ha.
Selanjutnya, masa persiapan lahan selama 10 hari. Air yang akan digunakan untuk budidaya terlebih dulu ditampung ke dalam kolam penampungan yang diisi dengan rumput laut dan probiotik untuk menetralisir air dari bakteri penyebab penyakit (pathogen) dan 2 hari kemudian air baru dapat dialirkan ke kolam tambak.
Penebaran benur ini harus memiliki ukuran yang sama rata, lincah dan berumur sekitar 10 hari. Kepadatan tebar benur vanamei yang menggunakan system probiotik ini tidak sepadat system budidaya intensif per meterperginya. penebaran benur ini hanya 2-10 ekor/m2. Selain itu kolam tambak juga harus diisi dengan rumput laut dan benih bandeng. Penambahan benih bandeng tiap hektarnya sebanyak 2-3 ribu ekor.
Pemupukan dilakukan sebelum air laut dimasukkan ke dalam kolam tambak, yaitu dengan menggunakan pupuk urea dengan dosis 100 kg, SP36/TSP 150 kg dan juga pupuk organik sebanyak 300 kg/ha. Kemudian setelah dua hari baru air dimasukkan. Dan pada hari kelima dan ketujuh pakan alami dilingkungan tambak sudah mulai tumbuh, maka benih/benur pun siap untuk ditebar.
Penerapan probiotik dapat langsung diaplikasikan ketika air dimasukkan ke kolam tambak, baik yang secara injeksi maupun penebaran langsung di air kolam tambak.
Untuk pemeliharaan udang vanamei ini seperti biasanya yaitu dengan memberikan pakan 3 kali dalam sehari dengan dosis 1-2% dari berat biomassa, penyaponin ulang, pemasukan dan pembuangan air secara rutin serta pemeliharaan pakan alami.
Pemanenan udang vanamei dalam system probiotik ini dilakukan setelah umur 30-40 hari pemeliharaan. Biasanya dengan umur tersebut udang yang dipanen memiliki ukuran sekitar 60-80 ekor/kg. Dengan aplikasi probiotik ini membuat masa panen lebih cepat dari biasanya yang tidak menggunakan probiotik. Pemanenan udang dilakukan dengan menggunakan jarring. Setelah terangkat, udang segera dimasukkan ke dalam Styrofoam yang telah diisi dengan es batu. Kemudian udang siap untuk diangkut.
Vrisda